Penyanyi legendaris Iwan Fals, kali ini, berbicara tentang politik di
tanah air. Iwan mengaku prihatin menyaksikan kondisi politik di
Indonesia menjelang Pemilu 2014 ini.
”Ngomongin soal politik di tanah air gak bakal ada abis-abisnya. Politik dan negara itu tidak bisa dipisahkan. Seperti udara. Kalau niatan mau merubah negara ya, harus berpolitik, ” kata Iwan Fals.
Tapi berpolitik bagi musisi yang lagu-lagunya cenderung bernuansa kritik sosial ini, tidak mesti terjun ke politik praktis. Seperti Rhoma Irama, misalnya. Untuk bisa mengubah moralitas negara, Iwan meyakini masih banyak acara alternatif lain.
“Untuk mengubah suatu negara tidak mesti terjun langsung berpolitik. Bisa dengan segala cara seperti saya, sebagai
musisi ya, berkarya dengan lagu menyuarakan aspirasi dalam sebuah lagu yang saya ciptakan,” tambah Iwan Fals,tanpa
menyinggung Rhoma.
Rupanya, yang membedakan Iwan dengan Rhoma Irama, adalah disamping keduanya sama-sama memiliki fans beberapa generasi — dangdut dan pop kreatif–, namun keduanya memang berbeda dalam mempersepsikan berpolitik. Faktanya, Rhoma pernah terlibat aktif di Parpol tertentu, dan kini maju Capres di PKB. Sebaliknya, Iwan tetap konsisten dan loyal terhadap profesinya sebagai musisi.
Iwan Fals yang bernama lengkap Virgiawan Listanto (lahir di Jakarta, 3 September 1961; umur 52 tahun) ini merupakan figur penyanyi beraliran balada dan country. Istri Iwan pun beranggapan salah satu legenda hidup rumit di Indonesia, adalah berpolitik praktis.
Lewat lagu-lagunya, Iwan ‘memotret’ suasana sosial kehidupan Indonesia. Pada akhir 1970-an hingga sekarang, kehidupan dunia pada umumnya, termasuk kehidupan politik, dan kehidupan itu sendiri secara universal.
0 komentar:
Posting Komentar